Saturday, November 24, 2007

I am afraid to ask but i need to know

Pernahkah anda mengalami rasa ini? Khuatir(kalau tak nak digelar “takut”) bertanya tapi sangat ingin untuk tahu? Mungkin karana tidak mendapat suatu kenyataan yg pasti(pengetahuan atau jawapan) itu tak sesuai yang diperkirakan.

Mungkin kemudian yang terjadi adalah membiarkannya atau let it flows. Dan yang pasti, suatu ketidakpastianlah yang akan terus terjadi.

Apa yang ada di fikiran anda sekarang? Memikirkan cinta atau perasaan yang terjadi atau mungkin pernah terjadi? :) memang, kebanyakan hal ini terjadi dalam urusan itu walau tak menutup kemungkinan juga dalam hal lain. Dan biasanya hal ini hanyalah menghasilkan 2 jawapan, 2 jawapan yang saling bertolak belakang. Ya atau tidak, 1 atau 0, terus atau berhenti, tinggal atau pergi, diterima atau ditolak, dsb.

Apa rasa ini (afraid to ask but need to know) salah/benar? Mungkin juga jawapannya adalah dua-duanya, bergantung parameter yang menentukan dan situasi di sekitarnya. Mungkin kekhuatiran itu terjadi karana ianya merasa waktunya belum tepat (terlalu cepat mungkin) atau ingin untuk memastikan dulu (biasanya tanda-tanda, adakah tanggapan?), atau mungkin juga masalah statistik (berapa peluang berhasil?)..

Impak negatif bisa saja timbul kalau kekhuatiran ini terlalu berlebihan. Kalau memang alasannya waktu, apabila terlalu khuatir, bisa saja malah hal ini akan menjadi semakin lama (basi, lekang oleh waktu, kadaluarsa, hambar…), kalau mungkin alasannya cuma mencari tanda, apa tak mungkin antenanya yang salah (tidak bisa mengagak tanda), salah tafsiran , dan bila cuma masalah statistik, apakah ya selalu dinyatakan dengan 1 (mengangguk) dan tidak dinyatakan dengan 0 (geleng-geleng), tak sedarkah bahawa kadang diam (keadaan tak jelas) bisa bererti ya? Apakah statistik selalu berlaku dalam keadaan yang dihadapi?

Bagaimana kalau keadaannya disebaliknya

You want to know, so you need to ask.

Kata orang tua, malu bertanya sesat jalan :)